Pengemis Ini Kembali Setelah 21 Tahun dan Hadiahkan Uang Rp 2 Miliar

Pria ini bangkrut dan tak lagi memiliki rumah ketika masih berusia 17 tahun. Ia lalu tak putus asa dan mencoba berpetualang untuk mengembalikan kembali kejayaannya. Dan pria bernama Rongfeng ini kembali ke negaranya, China, sebagai seorang pria berumur 38 tahun ini sebagai seorang pengusaha sukses. Namun di balik kesuksesannya, ada hal yang sangat dicarinya di China.

Ia ternyata ingin berterimakasih kepada seorang perempuan yang sempat menolongnya ketika ia masih menjadi pengemis dulu. Perempuan yang tak pernah ia lupakan hingga saat ini.

Menurut Dailystar, ada seorang pemilik took mie bernama Dai Xingfen yang menemukannya di jalanan 21 tahun lalu. Rongfeng sedang mengemis di jalanan bersama dua orang temannya. Merasa iba, Xingfen lalu mengajak mereka untuk tinggal di rumahnya. Tak lupa ia langsung menyuguhkan makanan hangat untuk disantap. Kebaikannya ternyata tak hanya disitu. Sebelum Rongfeng dan kedua temannya pamit, wanita yang kini berumur 45 tahun itu memberikan mereka uang saku dan berpesan agar kelak mereka menjadi orang yang baik.

Kini Rongfeng mencoba melacak keberadaan wanita itu. Dan bahkan membawa uang sebesar Rp 2 miliar untuk membalas pertolongannya sewaktu ia masih menjadi pengemis jalanan.

“Kami berada dalam kesusahan. Dan bahkan hampir putus asa. Tapi kemudian wanita ini menolong kami. Aku selalu ingat pesannya. Tidak apa-apa meskipun tak memiliki banyak uang. Tapi yang penting jadilah orang baik. Dan aku tidak pernah melupakan itu,” kenang Rongfeng.

Ia bahkan memastikan, bila bukan karena kebaikan wanita itu 21 tahun lalu, ia tidak akan sesukses saat ini. Namun ketika ia akhirnya bertemu wanita itu dan memberikan uang Rp 2 miliar, dengan halus wanita itu menolak pemberiannya.

“Ucapan terimakasih itu lebih berarti. Aku tidak bisa menerima uang itu karena aku menolongnya waktu itu bukan karena mengharapkan imbalan.


Baca juga :
Hal yang paling disesali Bill Gates
Maksud dibalik "Menyembunyikan"
Komentar haru fans soal "kematian" Nokia