Migi Blog: Remaja Ini “Menjual” Dirinya untuk Game Online

August 20, 2016

Remaja Ini “Menjual” Dirinya untuk Game Online

Internet, video game, dan gaya hidup manusia modern tidak pernah tampil sebagai produk nyata yang hanya hidup dalam wilayah “putih” tanpa celah. Seperti semua hal yang ada di dunia ini, ketiga hal ini juga memiliki sisi gelap dan negatifnya sendiri, terutama yang berhubungan dengan manusia sebagai pihak utama yang terlibat sebagai konsumen utamanya. Berbagai pemasalahan fisik, psikologis, dan sosial bahkan dicurigai terkait kuat dengan kehadiran teknologi dan gaya hidup seperti ini. Salah satunya adalah kecanduan atau adiksi yang membuat seseorang seolah melupakan semua aspek penting kehidupannya. Dalam tingkat yang lebih ekstrim? Seseorang akan rela melakukan apapun untuk memuaskan adiksi ini, termasuk tindakan-tindakan yang terkadang tidak masuk akal.




Cermin kelam dunia ini seolah berkaca pada kehidupan seorang remaja berusia 20 tahun bernama – Xiao Guan dari China. Masa kecil yang suram, kehidupan sekolah yang gagal, dan masalah keluarga yang pelik membuat pria yang satu ini terjebak dalam kehidupan “bawah tanah” yang kelam. Perkenalan pertamanya dengan dunia yang satu ini membawa Guan terjerumus ke dalam lingkungan prostitusi pria yang masih dilakoninya hingga sekarang. Walaupun pada awalnya hanya untuk iseng, pekerjaan ini terus ia lakoni atas dasar kebutuhan uang. Lantas untuk apa uang tersebut digunakan? Percaya atau tidak, sebagian besar ia habiskan untuk memenuhi kebutuhan adiksinya terhadap online gaming. Ia bahkan mampu menghabiskan seharian penuh di game centre, sebelum dan sesudah ia melakukan “pekerjaan malam”nya. Miris.



Male prostitution - I dare you to pick him..

Potret kehidupan Guan hanyalah secuil dari sekian banyak sisi gelap yang timbul akibat dari kemajuan teknologi yang begitu cepat. Ketidaksiapan mental dan kesenangan yang ditawarkan di dalam memang membuat proses “adiksi” menjadi hal lumrah yang sulit sekali untuk dicegah. Guan mungkin jatuh pada pilihan yang lebih ekstrim, namun sudah bukan rahasia lagi jika kita juga seringkali melihat gaya hidup serupa yang terjadi di remaja-remaja Indonesia. Tidak jarang kita melihat anak-anak sekolah yang bahkan tidak sungkan bolos dari sekolah hanya untuk memainkan game online di warnet terdekat. Parahnya lagi, mereka bahkan tidak segan untuk menginap di warnet dan berangkat ke sekolah dari “surga kecil” tersebut. Sebuah indikasi awal yang mulai memperlihatkan kecenderungan yang mungkin mengarah pada tindakan ekstrim seperti yang dilakukan oleh Guan di masa depan.


Lantas apa yang bisa dilakukan jika Anda termasuk salah satu yang mulai perlahan namun pasti, berubah menjadi seperti Guan? Cara terbaik tentu saja segera mencari penanganan yang lebih mumpuni dari kalangan professional yang lebih dapat diandalkan seperti psikolog. Cara lain? Dengan meminta dukungan dari lingkungan pergaulan Anda dan meminta mereka untuk membantu menahan dan mencegah adiksi Anda terus berlanjut. Secara perlahan namun pasti, Anda juga harus mulai berkomitmen untuk mengurangi waktu permainan, memaksa diri untuk mematikan game, atau bahkan menghapus game tersebut dari komputer pribadi Anda. Yang terpenting? Tidak lagi mencoba game MMORPG serupa di masa depan untuk mencegah proses relapse yang berpotensi untuk terjadi.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda memiliki teman atau saudara yang mulai memperlihatkan ketergantungan yang begitu kuat pada game MMORPG yang ia mainkan? Atau jangan-jangan, Anda merupakan salah satu di antaranya?

No comments: