Migi Blog: 5 Hal yang Patut Dikenang dari Steve Jobs Lepas Lima Tahun Kepergiannya

October 6, 2016

5 Hal yang Patut Dikenang dari Steve Jobs Lepas Lima Tahun Kepergiannya





Steve Jobs merupakan salah satu sosok inspiratif yang tidak lekang dimakan zaman. Lepas lima tahun kepergiaannya pada 5 Oktober 2011, pria yang menghabiskan masa hidupnya di Amerika ini ternyata masih memiliki pengaruh terhadap para pemain di industri teknologi masa kini.
Predikat sebagai orang ke-34 terkaya di Amerika pun disandangnya berkat kerja kerasnya membesarkan Apple. Untung mengenang kepergiannya lima tahun silam, berikut lima hal menarik tentang perjalanan kesuksesan Jobs.

Sempat ingin menjadi biksu

Menurut Alex Gibney dalam film dokumenter Steve Jobs: The Man in The Machine, Jobs muda sempat berkeinginan menjadi seorang biksu. Hal tersebut bisa terjadi karena Jobs berteman dengan seorang biksu dari Jepang, Zen Otogawa. Sepanjang hidupnya, Jobs melakukan kebiasaan layaknya seorang biksu yaitu menjadi seorang vegetarian dan rutin melakukan puasa.
Ketika Jobs meminta Otogawa menjadikannya seorang biksu, Otogawa menolaknya. Ia mengatakan bahwa Jobs tidak semestinya menjadi seorang biksu. Menurut Otogawa, Jobs memiliki potensi bekerja di tempat lain. Meski demikian, mereka masih menjalin persahabatan.
Otogawa ditunjuk menjadi penasihat spiritual di kantor Apple dan memimpin pernikahan Jobs di The Ahwahnee Hotel, Yosemite National Park, California. Namun, persahabatan mereka harus terpisah karena Otogawa meninggal pada tahun 2002 saat menyelamatkan putrinya yang tenggelam.

Masa kegagalan

Sumber: Makemac
Jobs memiliki ide-ide besar namun beberapa di antaranya harus pupus. Salah satu kegagalan yang pernah dialaminya yaitu Lisa, perangkat komputer yang digadang-gadang sebagai Mac. Lisa dirilis pada tahun 1983 dengan menggunakan ikon grafis dan dibanderol dengan harga US$10.000 (sekitar Rp130 juta). Lisa hanya terjual 10.000 unit dan dihentikan proses produksinya di tahun kedua penjualannya.
Selang beberapa waktu, Jobs bergabung dengan tim Macintosh. Ia berusaha agar nasib Macintosh tidak berujung sama dengan Lisa. Dengan segenap upaya, ia memperkenalkan Macintosh sebagai perangkat terbaru dengan harga yang lebih murah dari Lisa. Namun, penjualan tidak sesuai target sehingga membuat Jobs didepak dari Apple pada tahun 1983.

Pemimpin perusahaan teknologi, namun bukan orang teknis

Sebagai seorang pendiri perusahaan komputer, Jobs bisa dikatakan tidak mumpuni dalam hal teknologi, berbeda dengan Mark Zuckerberg dan Bill Gates. Menurut rekannya, Steve Wozniak, Jobs tidak mengerti teknologi. Ia tidak pernah mendesain apapun sebagai teknisi perangkat keras. Namun ia mengetahui apa yang ia lakukan. Sebagai orang bisnis, Jobs memiliki kemampuan akan hal itu dan itu penting.

Selain itu, Jobs bisa melihat bagaimana sebuah karya atau desain secara personal. Meski demikian, Jobs tahu bahwa ia tidak bisa menyelesaikan semua sendirian. Untuk itu, ia merekrut orang-orang hebat untuk bergabung. Terkait Jobs memiliki kemampuan pemrograman atau tidak, Wozniak mengatakan bahwa Apple tidak akan bisa selesai dengan baik tanpa Jobs.

Menjadi mentor Mark Zuckerberg

Salah satu anak didik dari Jobs ialah pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Sebelum membesarkan media sosial pemilik 900 juta pengguna ini, Mark sempat meminta nasihat Jobs akan nasib Facebook. Setelah berpikir panjang, akhirnya Mark mengikuti nasihat Jobs untuk mempertahankan media sosial tersebut. Ternyata hal tersebut membuahkan hasil hingga Facebook bisa besar seperti sekarang.

Kaya raya namun hidup sederhana

Steve Jobs-Apple
Sumber: Tech World
Dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, Jobs mengatakan, “Menjadi orang terkaya di pemakaman itu tidak penting untuk saya. Tidur nyenyak di malam hari setelah melakukan hal yang luar biasa, itu penting untuk saya.”
Jobs hidup dalam kesederhanaan meski memiliki kekayaan triliunan dolar. Dilimpahi banyak harta dengan predikat CEO sukses tidak membuatnya tinggal di perumahan mewah Silicon Valley dan mengoleksi banyak mobil. Sebaliknya, ia menyewa Mercedes Benz dan hidup di perumahan sederhana di Palo Alto, California bersama seorang istri dan tiga anaknya.
Satu hal termahal yang ia miliki yaitu pesawat pribadi Gulfstream V yang dinilai seharga US$90 juta (sekitar Rp116 triliun). Pesawat ini merupakan bonus dari Apple atas pencapaian Jobs sebagai seorang eksekutif di perusahaan ternama tersebut.

No comments: