Migi Blog: Begini Rasanya Hidup dengan 8 Kepribadian

October 7, 2016

Begini Rasanya Hidup dengan 8 Kepribadian

Begini Rasanya Hidup dengan 8 Kepribadian
 Ketika mendapati seseorang dengan perubahan perilaku yang drastis, seperti tiba-tiba menangis setelah tertawa terbahak-bahak, banyak yang mengira yang bersangkutan memiliki kepribadian ganda. Padahal kepribadian ganda sebenarnya lebih rumit dari ini.


Salah satunya digambarkan oleh Victoria Vega asal California. Vega diketahui mengidap 'dissociative identity disorder' (DID) di mana ia memiliki beberapa kepribadian sekaligus yang sewaktu-waktu bisa mengendalikan tubuhnya.

Untuk kasus Vega, ia memiliki 8 kepribadian sekaligus, di antaranya Allie (gadis dari daerah Selatan), Goldie (gadis tangguh asal New Jersey), Senka (bocah pecinta dinosaurus), Dee (gadis 16 tahun penyuka pesta), Rogue (hiperseksual) serta tiga kepribadian pendiam yaitu Citizen, Lucy Lovelace dan Celia.

Rupanya kepribadian-kepribadian ini muncul semenjak Vega merasakan masa kecil yang kelam karena keluarganya gelandangan. Ia juga sempat terjebak dalam kecanduan obat-obatan dan alkohol di masa muda.

Meski begitu, Vega tetap bisa bekerja sebagai asisten HRD secara penuh. "Memang cukup tertekan memiliki begitu banyak kepribadian, misal ketika di tengah kerja saya tiba-tiba berubah menjadi anak-anak, tetapi kami saling mendukung. Misal ketika saya merasa tersesat, Allie akan mendampingi saya, atau saat terancam, Goldie yang akan maju melindungi saya," tuturnya.

Satu kepribadian bisa bertahan mulai hitungan menit hingga beberapa hari dalam satu waktu. Seringkali ia tak ingat apa yang ia lakukan saat sang alter mengambil alih tubuhnya. Keduanya merupakan gejala tipikal dari DID.

Wanita berusia 24 tahun itu ingat kapan alternya mulai berkembang. "Alter saya muncul pertama kali di usia 4-5 tahun, yaitu si Allie, bahkan terbawa sampai remaja. Teman-teman saya saat itu mengatakan saya sering bertingkah aneh dan memperkenalkan diri dengan nama yang berbeda," kisahnya seperti dikutip dari Daily Mail.

Namun Vega baru terdiagnosis dengan DID tahun lalu. Sebelumnya di usia 16 tahun, dokter mengatakan ia mengidap gangguan bipolar dan di usia 22 tahun, ia dikatakan mengalami gangguan skizo-afektif.

Setelah ketahuan DID, ia lantas melakukan terapi dan menemukan cara untuk mengendalikan alter-alternya, yaitu dengan menggelar 'pertemuan' di pagi hari. "Kami melakukan scan cepat untuk tiap kepribadian, menanyakan bagaimana perasaan mereka masing-masing hari ini, bahkan mendiskusikan alter mana yang ingin mengambil alih. Semisal Goldie suka berkendara di pagi hari, jadi dia mengambil alih di pagi hari, sedangkan Senka suka mewarnai sepulang kerja, jadi dia keluar belakangan. Tapi kami menentukannya bersamaan," tutur Vega.

Vega beruntung karena teman-temannya bisa mengerti. Ia pun akhirnya terdorong untuk meningkatkan kesadaran publik akan DID, dengan membuat blog dan baru saja meluncurkan sebuah buku tentang kondisinya, yang diberi tajuk 'Solipsist'.

Apa yang dihadapi Vega mungkin belum seberapa bila dibandingkan seorang penderita DID asal Chicago, sebut saja Karen Overhill yang mempunyai 17 kepribadian.

Psikiaternya sendiri perlu bekerja keras untuk mendeteksi seluruh kepribadian yang ada di diri Karen, dengan cara hipnotis. Melalui hipnotis tersebut, Dr Baer menemukan dalam diri Karen ada karakter laki-laki dan perempuan, hitam dan putih, dengan umur yang berbeda-beda. Beberapa ada yang kidal, yang lain tangan kanan, dan karakter-karakter tersebut bahkan saling berseberangan.

Karen pernah menjadi dua karakter yang mengalami trauma, yaitu Sandy, gadis 18 tahun yang menderita depresi dan gangguan makan. Serta menjadi Jensen, bocah kulit hitam berusia 11 tahun yang pandai menggambar, dan pernah mengalami siksaan fisik dari ayah dan kakeknya selama masa bayi.

Karen juga pernah dua tahun menjadi karakter bayi, dan tujuh tahun menjadi Claire, gadis yang mengalami pelecehan seksual. Kisah Karen ini kemudian dirangkum dalam buku berjudul Switching Time, karangan psikiater yang menanganinya, Dr Richard Baer.

Sebagian besar penderita DID memiliki kenangan masa kecil yang buruk seperti menjadi korban pelecehan seksual, yang kemudian mengalami amnesia lalu depresi berat hingga disorientasi. Jika tidak diobati karakter asli (host personality) orang tersebut akan hilang menjadi alter personality (kepribadian pengganti).

No comments: